Langsung ke konten utama

Terbukti Melanggar, Sejumlah Minimarket Ditutup

BERITA BREBES – Komisi II DPRD Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, bersama tim gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Kantor Pelayanan Peizinan Terpadu (KPPT) Pemkab Brebes, menutup paksa sejumlah minimarket yang disinyalir belum menantoni izin resmi dari instansi terkait.
Hal ini diketahui saat tim gabungan yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Brebes Zaki Syafrudin, ikut melakukan operasi penertiban izin dari sejumlah minimarket yang diduga belum berijin tersebut.
Kepada Beritaekspres.com, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Brebes, Zaki Safrudin Prihatin mengatakan, operasi penertiban minimarket itu dilakukan seiring dengan marak bermunculannya pasar modern di Kabupaten Brebes.
Selain itu, sebagai tindaklanjut masukan dari masyarakat mengenai banyaknya pasar modern atau minimarket yang belum mengantongi izin, tetapi sudah beroperasi. Atas masukan itu, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penertiban dan penegakkan Peraturan Daerah (Perda).
“Dari hasil koordinasi dengan Satpol PP dan KPPT diketahui memang banyak minimarket yang belum mengantongi izin, sehingga kami tindaklanjuti dengan langkah hari ini menuntup sementara minimarket yang belum berizin ini,” ujarnya, Jumat (12/8/2016).
Kegiatan penertiban sebenarnya tidak hanya pada minimarket, tetapi juga dilakukan pada usaha galian C. Sebelumnya, Komisi II dan instansi terkait juga melakukan sidak ke galian C di wilayah selatan Brebes untuk mengecek dokumen perizinan. Hasilnya, diketahui ada beberapa yang tidak berizin.
“Kami ingin semua perizinan harus jelas, ini kan negara hukum ada aturannya. Langkah ini juga sebagai upaya kami dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” terangnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Pemkab Brebes Budhi Darmawan menambahkan, minimarket itu ditindak tegas dengan penutupan sementara, karena telah melanggar tiga Peraturan Daerah mengenai perizinan dan peraturan Bupati Brebes.
Pihaknya akan menutup sementara hingga manajemen minimarket memproses perizinan sesuai aturan yang berlaku. Selain itu, setelah penutupan sementara tersebut juga akan dilakukan monitoring.
“Setelah ditutup sementara, kami sudah berkoodinasi dengan Satpol PP masing-masing kecamatan untuk monitoring. Kalau masih membuka usahannya, kami bisa berikan sanksi penutupan permanen,” tuturnya.
Ditambahan, Kasie Pemprosesan KPPT Pemkab Brebes, Eko Supriyanto mengatakan, dari data instansinya, diketahui ada sembilan minimarket yang sudah beroperasi, tetapi belum mengantongi izin.
Keberadaannya tersebar di beberapa wilayah yakni, Kaligangsa (Brebes) dua minimarket. Kemudian, di Padasugih (Brebes), Pebatan (Wanasari), Slatri (Larangan), Kluwut (Bulakamba), Lemahabang (Tanjung), Kedawon (Kersana) dan jalur lingkar Bumiayu masing-masing satu minimarket.
“Ini baru data kami untuk minimarket yang sudah beroperasi dan belum mengantongi izin. Ada juga minimarket yang masih proses pembangunan, tetapi sampai sekarang belum mengantongi izin. Kami sampai sekarang masih menunggu pengajuannya, kalau tidak akan ditindak tegas,” terangnya. (Boy Rasta)


Sumber: http://www.beritaekspres.com/2016/08/12/tak-memiliki-ijin-9-minimarket-di-brebes-ditutup-paksa/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Masyarakat Semende Way Tenung dan Pernikahan Raja Skala Brak ke-18

Desa Mutaralam,  Kecamatan Way Tenong,  Lampung Barat adalah dusun tua yang sudah tercatat dalam peta sejak zaman penjajahan konial Belanda. Dusun tua tersebut bersama dengan Liwa,  tercantum dalam Peta Keresidenan Lampung yang dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.  Namun siapa sangka bahwa dusun tua yang sudah ada sejak belum beridirinya Republik Indonesia tersebut bukanlah pemukiman etnis Lampung,  melainkan pedusunan masyarakat Semende.  Masyarakat Semende adalah bagian dari  kelompok masyarakat adat di wilayah Sumatra Bagian Selatan,  di samping masyarakat Semende terdapat juga kelompok masyarakat ogan,  Meranjat,  Pesemah,  Rejang,  Komering,  Palembang,  Bengkulu,  Lampung,  dan beberapa kelompok masyarakat adat lainnya. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut menyebar di berbagai penjuru di wilayah Sumatra Bagian Selatan,  Mulai dari Jambi,  Sum-Sel,  Bengkulu,  hingga Lampung. Demikian pula dengan masyarakat Semende,  mereka tersebar di berbagai penjuru Sumbagsel. Pada mas

KKN-KT FKIP UNILA TIGA BULAN, NGAPAIN AJA YA?

KKN (Kuliah Kerja Nyata) mengandung sejuta kejutan bagi mahasiswa. Apalagi bagi mahasiswa FKIP unila yang KKN-nya diintegrasikan dengan PPK (Praktik Profesi Kependidikan) selama tiga bulan. Membangun tim, masuk ke lingkungan baru, melakukan interaksi dengan masyarakat, dan mengajar di sekolah selama tiga bulan, akan menjadi pengalaman paling berharga selama kuliah yang tidak akan pernah terlupakan. .............................................................................................................................................................. Tulisan ini berawal dari sebuah pertanyaan adik tingkat tentang KKN. "Kak ada buku semacam diktat KKN gak, yang berisi selama KKN itu kita harus ngapain aja?" seketika itu, saya langsung terpikir barangkali pertanyaan ini juga yang ada di benak adik-adik yang lainnya. "Oke gini aja, biar yang lain juga tau, kakak tulis dan kakak share di medsos nanti malem"..... .....................................

Andai-Andai, Dongeng dalam Budaya Semende

Setiap kelompok masyarakat di Nusantara memiliki kekhasannya tersendiri, di antaranya adalah media pendidikan sekaligus hiburan yang biasa kita sebut sastra lisan dongeng. Di Sumatra Bagian Selatan terdapat kelompok masyarakat adat yang bernama suku Semende, yaitu suku Melayu Muda yang terbentuk paska kedatangan Islam di Sumatra. Masyarakat Semende sangat kental dengan budaya melayu dan budaya keislaman, dongeng dijadikan sebagai media hiburan sekaligus pendidikan untuk anak-anak di rumah-rumah warga. Dongeng oleh orang Semende disebut "andai-andai", diambil dari bahasa Melayu yaitu pengandaian-pebgabdaian. Andai-andai biasanya berisi cerita yang tidak masuk akal, sehingga memicu kecerdasan anak untuk berintuisi membayangkan serunya jalan cerita. Namun di akhir cerita dalam andai-andai selalu terdapat pesan dan pelajaran kehidupan. Misalnya andai-andai "Ndung Kebau Bapang Kebau", yang bercerita tentang delapan orang anak yang kedua orang tuanya berubah menjadi ke